Subhanallah, Meski ‘Cacat’, Pemuda Ini Istiqomah Shalat Berjamaah
SHALAT, ia adalah tiangnya agama. Tak hanya itu, shalat juga merupakan pembeda antara seorang Muslim dengan NonMuslim.
Dalam sebuah riwayat, Abu Bakar Ash Shidiq ra melalui surat kepada Umar ra, menegaskan bahwa shalat adalah perihal yang sangat penting dan janganlah ditinggalkan.
“Ketahuilah, perkara yang paling penting padaku ialah shalat. Karena seseorang yang meninggalkannya, akan lebih mudah meninggalkan yang lainnya. Dan ketahuilah, Alah Subhanahu wa Ta’ala memiliki satu hak pada malam hari yang tidak diterimaNya pada siang hari. Dan satu hak pada siang hari yang tidak diterimaNya pada malam hari. Allah tidak menerima amalan sunnah, sampai (seseorang) menunaikan kewajiban,” demikian tulis Abu Bakar dalam suratnya untuk Umar.
Dalam riwayat lainnya, seorang yang mengalami buta mendatangi Rasulullah. Ia meminta keringanan untuk shalat di rumah, karena tidak ada yang menuntunnya ke masjid. Namun Rasulullah menegaskan untuk memenuhi seruan Allah tersebut.
Seorang buta mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata,“Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai seorang yang menuntunku ke masjid,” lalu dia meminta keringanan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga dibolehkan shalat di rumah. Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan keringanan kepadanya. Ketika ia meninggalkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, langsung Rasulullah memanggilnya dan bertanya,“Apakah engkau mendengar panggilan adzan shalat?” Dia menjawab,“Ya.” Lalu Beliau berkata,“Penuhilah!” (HR Muslim).
Keyakinan serta prinsip tersebut di atas, nampaknya digenggam erat-erat oleh seorang pemuda bernama Adri.
Seperti dikisahkan oleh Muhammad Gunadi melalui akun facebooknya, Adri secara kasatmata terlihat memiliki kekurangan –disabilitas/cacat. Namun subhanallah, yang luar biasa dari sosok pemuda berusia 23 tahun asal Banywangi itu adalah tetap istiqomah menunaikan shalat berjemaah dengan kondisi tersebut.
Mohamad Gunadi mengisahkan dirinya bertemu dengan Adri pada Sabtu, (22/7/2017). Saat itu Adri, sudah 12 hari berada di Balikpapan. Keduanya bertemu di Masjid Al-Aman Polresta Balikpapan.
“Saya bertemu dia saat salat zuhur, asar, dan magrib hari Sabtu itu. Dan baru memulai percakapan menjelang isya,” tulis Gunadi di akun facebooknya.
Keduanya kemudian berbincang. Mohamad Gunadi menanyakan apakah Adri bekerja di sekitar wilayah itu (Balikpapan-red).
“Belum Pak. Lagi cari-cari kerja. Saya baru sampai di Balikpapan 12 hari yang lalu. Diajak teman untuk kerja di sini, tapi ternyata ditipu,” jawab Adri sebagaiman Mohamad Gunadi tuliskan.
Barang-barang berharga milik adri termasuk HP, lanjut adri, diambil oleh temannya itu.
Azan isya berkumandang, percakapan dihentikan. Selepas Shalat Isya, Adri melanjutkan cerita bahwa dia awalnya bekerja sebagai sopir truk Fuso. Pada April 2016, ia mengalami kecelakaan. Akibatnya, kaki Adri harus diamputasi hingga pangkal paha.
Selepas peristiwa itu, Adri mencari kembali pekerjaan, namun mengalami kesulitan karena keterbatasan fisik. Gunadi mengaku salut akan kegigihan pemuda itu.
“Yang membuat salut adalah dengan kondisi tinggal satu kaki, dia tetap istiqamah shalat ke masjid setiap waktu shalat, di sela-sela dia berusaha mencari pekerjaan. Dan berusaha untuk salat tetap berdiri dengan satu kaki,” tulis Gunadi.
Gunadi sempat penasaran dan bertanya kenapa Adri tidak menunaikan shalat sambil duduk. Ternyata Adri mengaku masih kuat menjalankan salat sambil berdiri dengan satu kaki.
“Saya masih mampu berdiri, Pak. Saya duduk kalau sudah sangat terpaksa, yaitu saat kondisi badan drop karena capek berjalan jauh mencari pekerjaan,” kata Adri, yang diulang Gunadi.
Gunadi merekam dan memotret Adri yang sedang shalat. Dia lalu menyimpan dan membagikannya di Facebook.
“Saya tunjukkan rekaman saya ke dia, sekaligus minta izin untuk menyimpannya sebagai penyemangat saya yang alhamdulillah masih diberikan kesehatan. Agar dapat istiqamah salat berjemaah di masjid,” tutur Gunadi.
“Ya Allah berkahilah usahanya dalam mencari pekerjaan, ridhoilah rejekinya, Dan selalu istiqamah dalam beribadah, menunaikan shalat 5 waktunya di mesjid,” tutup Gunadi.
Subhanallah, sungguh cambukan bagi kita semua.
Sumber Artikel:
Dalam sebuah riwayat, Abu Bakar Ash Shidiq ra melalui surat kepada Umar ra, menegaskan bahwa shalat adalah perihal yang sangat penting dan janganlah ditinggalkan.
“Ketahuilah, perkara yang paling penting padaku ialah shalat. Karena seseorang yang meninggalkannya, akan lebih mudah meninggalkan yang lainnya. Dan ketahuilah, Alah Subhanahu wa Ta’ala memiliki satu hak pada malam hari yang tidak diterimaNya pada siang hari. Dan satu hak pada siang hari yang tidak diterimaNya pada malam hari. Allah tidak menerima amalan sunnah, sampai (seseorang) menunaikan kewajiban,” demikian tulis Abu Bakar dalam suratnya untuk Umar.
Dalam riwayat lainnya, seorang yang mengalami buta mendatangi Rasulullah. Ia meminta keringanan untuk shalat di rumah, karena tidak ada yang menuntunnya ke masjid. Namun Rasulullah menegaskan untuk memenuhi seruan Allah tersebut.
Seorang buta mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata,“Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai seorang yang menuntunku ke masjid,” lalu dia meminta keringanan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga dibolehkan shalat di rumah. Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan keringanan kepadanya. Ketika ia meninggalkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, langsung Rasulullah memanggilnya dan bertanya,“Apakah engkau mendengar panggilan adzan shalat?” Dia menjawab,“Ya.” Lalu Beliau berkata,“Penuhilah!” (HR Muslim).
Keyakinan serta prinsip tersebut di atas, nampaknya digenggam erat-erat oleh seorang pemuda bernama Adri.
Seperti dikisahkan oleh Muhammad Gunadi melalui akun facebooknya, Adri secara kasatmata terlihat memiliki kekurangan –disabilitas/cacat. Namun subhanallah, yang luar biasa dari sosok pemuda berusia 23 tahun asal Banywangi itu adalah tetap istiqomah menunaikan shalat berjemaah dengan kondisi tersebut.
Mohamad Gunadi mengisahkan dirinya bertemu dengan Adri pada Sabtu, (22/7/2017). Saat itu Adri, sudah 12 hari berada di Balikpapan. Keduanya bertemu di Masjid Al-Aman Polresta Balikpapan.
“Saya bertemu dia saat salat zuhur, asar, dan magrib hari Sabtu itu. Dan baru memulai percakapan menjelang isya,” tulis Gunadi di akun facebooknya.
Keduanya kemudian berbincang. Mohamad Gunadi menanyakan apakah Adri bekerja di sekitar wilayah itu (Balikpapan-red).
“Belum Pak. Lagi cari-cari kerja. Saya baru sampai di Balikpapan 12 hari yang lalu. Diajak teman untuk kerja di sini, tapi ternyata ditipu,” jawab Adri sebagaiman Mohamad Gunadi tuliskan.
Barang-barang berharga milik adri termasuk HP, lanjut adri, diambil oleh temannya itu.
Azan isya berkumandang, percakapan dihentikan. Selepas Shalat Isya, Adri melanjutkan cerita bahwa dia awalnya bekerja sebagai sopir truk Fuso. Pada April 2016, ia mengalami kecelakaan. Akibatnya, kaki Adri harus diamputasi hingga pangkal paha.
Selepas peristiwa itu, Adri mencari kembali pekerjaan, namun mengalami kesulitan karena keterbatasan fisik. Gunadi mengaku salut akan kegigihan pemuda itu.
“Yang membuat salut adalah dengan kondisi tinggal satu kaki, dia tetap istiqamah shalat ke masjid setiap waktu shalat, di sela-sela dia berusaha mencari pekerjaan. Dan berusaha untuk salat tetap berdiri dengan satu kaki,” tulis Gunadi.
Gunadi sempat penasaran dan bertanya kenapa Adri tidak menunaikan shalat sambil duduk. Ternyata Adri mengaku masih kuat menjalankan salat sambil berdiri dengan satu kaki.
“Saya masih mampu berdiri, Pak. Saya duduk kalau sudah sangat terpaksa, yaitu saat kondisi badan drop karena capek berjalan jauh mencari pekerjaan,” kata Adri, yang diulang Gunadi.
Gunadi merekam dan memotret Adri yang sedang shalat. Dia lalu menyimpan dan membagikannya di Facebook.
“Saya tunjukkan rekaman saya ke dia, sekaligus minta izin untuk menyimpannya sebagai penyemangat saya yang alhamdulillah masih diberikan kesehatan. Agar dapat istiqamah salat berjemaah di masjid,” tutur Gunadi.
“Ya Allah berkahilah usahanya dalam mencari pekerjaan, ridhoilah rejekinya, Dan selalu istiqamah dalam beribadah, menunaikan shalat 5 waktunya di mesjid,” tutup Gunadi.
Subhanallah, sungguh cambukan bagi kita semua.
Sumber Artikel: