Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hamil dalam Tekanan Mertua, Usia Kehamilan 9 Bulan Meninggal dengan Kondisi Rahim Pecah

 Malang benar perempuan satu ini.

Selama hamil hingga kehamilan sembilan bulan, dalam tekanan mertua.


Saat kehamilan sembilan bulan itu pula dirinya meninggal dunia.

Saat akan menyelamatkan bayinya dengan operasi sesar, dokter menemukan fakta rahimnya pecah.

Kejadian tersebut terjadi pada 11 Desember silam.

Menurut Eva.vn yang dilansir Intisari-online.com (12 Desember 2020), perempuan malang tersebut bernama Le Le, yang sudah memiliki satu anak perempuan.


Karena anak pertamanya perempuan itulah, keluarga suaminya menuntutnya untuk lekas hamil lagi, dan melahirkan anak laki-laki.

Sedihnya lagi ibu mertua Le Le sosok yang patriarkal.

Ibu mertuanya selalu mendesak Le Le segera hamil dan melahirkan anak laki-laki secepat mungkin.


Singkat cerita, Le Le pun hamil. Tapi di kehamilan tuanya, usia sembilan bulan, dirinya mengalami sakit perut yang cukup menyakitkan.

Dia kemudian dibawa ke rumah sakit darurat oleh keluarga dan suaminya, tetapi sudah terlambat.


Le Le dipastikan meninggal dunia oleh dokter, saat keluarganya membawanya ke rumah sakit.

Tapi saat itu sang ibu mertua malah meminta dokter untuk membedah perut menantunya, untuk menyelamatkan bayi di dalam perutnya.


Nah, saat dokter melakukan tindakan medis sesar untuk mencoba menyelamatkan bayi Le Le, justru menemukan fakta mengejutkan yang membuatnya semakin marah.

Ternyata penyebab kematian Le Le menderita sakit perut adalah karena rahimnya pecah.


Dokter yang melakukan pemeriksaan mengatakan bahwa Le Le hamil terlalu dini, tak lama setelah melahirkan anak pertama.


Luka bekasa sayatan dari kehamilan pertama belum sembuh, selain itu Le Le juga terlambat di bawa ke rumah sakit.

Dari berita yang beredar setelah kematian Le Le,  ternyata Le Le hamil anak kedua dalam jarak berdekatan dengan persalinan anak pertama.